Sepang - Valentino Rossi menduga rivalnya, Marc Marquez, sengaja 'bermain-main' dengannya untuk mengganggu persaingan gelar juara dunia. Puncaknya adalah terjadinya insiden di Sepang. Benarkah tudingan Rossi?
Penilaian Rossi bermula di MotoGP Australia lalu. Saat itu terjadi pertarungan ketat hampir sepanjang balapan antara empat pebalap terdepan, yakni Jorge Lorenzo, Marquez, Rossi, dan Andrea Iannone.
Di seri tersebut, Lorenzo berhasil melesat selepas start dan memimpin balapan. Nah, duel ketat terjadi antara Marquez, Rossi, dan Iannone. Ketiga pebalap berbeda tim itu saling menyalip sepanjang jalannya balapan.
Meski lebih banyak terlibat duel dengan Rossi dan Iannone, namun pada akhirnya Marquez justru mampu juara. Dia memacu motornya di lap-lap akhir, lantas menyalip Lorenzo di putaran pamungkas. Tempat ketiga jadi milik Iannone di seri ini, sementara Rossi harus puas di urutan empat.
Usai balapan, Rossi mengaku meninjau video dan melihat adanya keanehan. Dia menuding Marquez cuma bermain-main dengannya dan Iannone, sebelum melakukan serangan ke Lorenzo di putaran terakhir. Rider Movistar Yamaha ini menilai Marquez punya kecepatan yang sangat bagus dan seharusnya bisa memenangi balapan dengan mudah, alih-alih berduel ketat di belakang Lorenzo.
Duel itu diyakini dilakukan agar Lorenzo bisa membuka jarak, sehingga kesempatan untuknya finis di depan rekan setimnya itu kecil. Jika melihat catatan, memang jarak antara Marquez-Lorenzo dengan Iannone-Rossi cukup lebar. Marquez menuntaskan balapan dengan catatan 40 menit 33,849 detik, hanya 0,249 detik di depan Lorenzo. Sementara Iannone berjarak 0,930 detik dari Marquez, dengan Rossi berselisih 1,058 detik.
Rossi pun menyebut ada upaya dari Marquez untuk membantu Lorenzo dalam merebut gelar juara dunia, hal ini setidaknya didukung fakta bahwa keduanya rekan senegara. Insiden serupa diduga terjadi di Sepang, setidaknya menurut kubu Rossi, namun kali ini berujung dengan insiden besar.
Rossi dan Marquez terlibat duel langsung antara lap keempat dan ketujuh. Duel ini lantas berakhir setelah Marquez terjatuh. Rider Repsol Honda itu tampak mendapatkan dorongan dari Rossi saat keduanya sama-sama hendak keluar tikungan. Insiden ini sudah diselidiki dan berakhir dengan hukuman tiga poin penalti untuk Rossi, sehingga pebalap 36 tahun itu bakal memulai balapan terakhir di Valencia pada posisi terbawah.
Tudingan Rossi bahwa Marquez mencoba menghambatnya sedikit banyak bisa diamati dari data balapan. Statistik lansiran situs resmi MotoGP sendiri melihat Yamaha kalah urusan kecepatan dari Honda dan Ducati di Sepang.
Empat pebalap dengan kecepatan tertinggi adalah penunggang Honda dan Ducati. Pedrosa jadi pemuncak daftar dengan kecepatan tertinggi tembus 330 km/jam, di mana rata-rata laju tercepatnya 327,6 km/jam. Marquez, sementara itu ada urutan ketiga dengan kecepatan tertinggi 327,4 km/jam. Dia punya rata-rata 326,2 km/jam.
Sebagai perbandingan, catatan ini jauh lebih baik daripada Rossi yang cuma menempati urutan tujuh, bahkan Lorenzo di posisi enam. Kecepatan tertinggi Rossi di seri ini hanya 325,9 km/jam, sementara rata-rata laju terbaiknya cuma 324,9 km/jam. Lorenzo di sisi lain, terekam punya kecepatan tertinggi di angka 326,5 km/jam dengan rata-rata 325,6.
Lebih jauh, bagaimana laju Marquez dan Rossi di balapan bisa ditilik dari catatan waktu per putaran. Marquez dalam tujuh putaran yang dilaluinya punya catatan terbaik di lap kedua dengan dua menit 0,818 detik. Namun setelah itu catatannya langsung anjlok ke dua menit 2,003 detik pada putaran ketiga, di mana dia dilewati Lorenzo.
Di titik ini, Marquez belum terlibat pertarungan dengan Rossi. Setelah itu catatan waktunya tampak naik turun. Di putaran keempat, Marquez punya catatan dua menit 1,360 detik alias lebih dari 0,5 detik lebih cepat dari lap sebelumnya. Di putaran kelima catatannya merosot lagi jadi dua menit 2,107 detik menyusul duel dengan Rossi, lalu membaik kembali jadi dua menit 1,938 detik di putaran keenam. Putaran keenam inilah yang merupakan putaran sempurna terakhirnya sebelum jatuh.
Sementara Rossi punya catatan waktu yang lebih stabil. Pada lap kedua dia mencatatkan dua menit 1,268 detik, berikutnya dua menit 1,361 detik. Catatannya sempat membaik di lap keempat saat akan bertarung dengan Marquez, yakni dua menit 1,127 detik.
Duelnya dengan Marquez membuat laju Rossi terhambat. Tampak dari catatan waktunya di putaran lima yang cuma dua menit 2,363 detik. Tapi Rossi kemudian mampu mempertajam catatannya menjadi dua menit 1,937 detik di lap keenam, sebelum terjadinya insiden di putaran ketujuh.
Membandingkan data tersebut, patut disebut bahwa Marquez sebenarnya punya potensi lebih baik di seri ini ketimbang Rossi. Setidaknya tampak dari rata-rata kecepatan tertinggi dan kemampuan melahap per putaran yang terlihat dari catatan-catatan waktu terbaik.
Lantas apakah berarti Marquez menahan diri untuk melaju dengan kemampuan maksimalnya? Tak serta merta bisa dipastikan juga karena data statistik terkadang tak mencerminkan kondisi di trek, seperti adanya gangguan teknis atau hal lainnya. Marquez pribadi terus menegaskan tak ada niat untuk sengaja menganggu Rossi, sebagaimana ditudingkan kubu rivalnya tersebut sejak MotoGP Australia lalu.
"Saya tidak mengerti realita atau alasan dari tim Valentino karena di Australia saya berusaha sangat keras dan saya memenangi balapan, jadi saya tidak tahu apa yang mereka inginkan," katanya dikutip Crash.
"Di sini saya mencoba menekan di awal balapan dan mencatatkan dua menit 00 detik di lap kedua. Ketika dia melewati saya pertama kali, saya mencoba mengikuti tapi kemudian saya melihat saya bisa lebih cepat dan mencoba menjalani balapan saya sendiri."
"Tentu saja saya mencoba melewatinya untuk menekan dan membuka jarak antara saya dan dia. Valentino mengganggu saya dan saya mengganggu Valentino karena kami tidak bisa menemukan kecepatan terbaik."
"Ketika Valentino di depan, dia tidak begitu cepat dan setelah insiden tersebut, catatan waktunya satu menit koma banyak dan dua menit koma sedikit, dan saya berpikir bahwa saya mampu melaju lebih cepat," demikian Marquez.
Sumber : http://sport.detik.com/read/2015/10/26/060608/3052913/81/benarkah-marquez-main-main-dengan-rossi
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar