Rabu, 27 Agustus 2014

Kebutuhan 'Gori' untuk Gudeg Naik 100 Persen

(KRjogja.com) - Permintaan akan nangka muda atau 'gori' untuk bahan baku utama masakan 'gudeg' naik 100 persen saat libur lebaran. Salah satunya dirasakan oleh Haryani pemilik Gudeg Yu Djum (pusat) di Karangasem Barek Caturtunggal Depok Sleman. Jika hari biasa ia hanya membutuhkan 2-3 kuintal gori, saat libur lebaran kebutuhan gori bisa melonjak hingga 6 kuintal.

"Peningkatannya bisa dua kali lipat," kata Nani sapaan akrab Haryani saat ditemui KRjogja.com disela melayani para pelanggan. Kebutuhan akan gori diperkirakan masih tetap tinggi hingga, Minggu (3/7/2014). Kebanyakan para pemudik/wisatawan yang datang ke Yogyakarta menyerbu pusat penjualan 'gudeg' untuk menikmatinya bersama keluarga atau untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Hal serupa juga dirasakan Rina pemilik Gudeg Bu Lies di centra gudeg Jalan Wijilan Yogyakarta. Menurutnya, kebutuhan gori saat libur lebaran ini meningkat 100 persen. "Di hari biasa kita memasak 1 kuintal gori, namun saat ini bisa sampai 2 kuintal," katanya.

Meningkatnya permintaan gori dari para pengusaha gudeg, menyebabkan penyuplai gori di Pasar Beringharjo berpikir keras untuk mendatangkan gori dari berbagai daerah. Salah satunya adalah Bu Muji, warga Tegalrejo Yogya yang sudah 34 tahun menjadi penyuplai gori ke sejumlah pengusaha gudeg di Yogyakarta.

Menurutnya, saat kebutuhan gori tinggi, ia mendatangkan gori dari Prembun, Boyolali, Kaliangkrik. Bahkan jika saat langka, tak jarang ia harus mendatangkan gori dari Sumatera. "Saya harus menjaga kepercayaan dari para pengusaha gudeg, jadi bagaimanapun juga saya harus memenuhi kebutuhan mereka," katanya.

Saat libur lebaran permintaan gori meningkat 100 persen. Di hari normal, rata-rata kebutuhan gori hanya 1,5 ton, namun saat lebaran kebutuhannya bisa melonjak hingga 3 ton per hari. "Setiap hari saya harus siap 3 ton gori untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," pungkasnya.(M-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar